Istilah Potre Koneng berasal dari bahasa Madura yang berarti “Putri Kuning”. Putri Kuning adalah
seorang putri kerajaan di Madura yang belum menikah namun mampu melahirkan
seorang bayi sehingga Putri Kuning dibuang oleh ayahnya ke hutan. Ada sebagian
sumber yang mengatakan bahwa Putri Kuning dibuang di hutan pada wilayah Madura.
Namun, sebagian yang lain mengatakan bahwa Putri Kuning ditemukan di hutan
Bondowoso. Wisata alam Potre Koneng dan Goa Mustajab adalah sebuah tempat
wisata yang berada di Dusun Arak-Arak Barat, Desa Sumbercanting, Bondowoso. Menurut
kepala desa Sumbercanting (Nur
Khasanah), Desa Sumbercanting memiliki 23 RT dan 11 dusun. Nah, lokasi
wisata ini bersebelahan dengan Desa Gunung Putri, Situbondo.
Wisata alam Potre
Koneng dibina oleh LP2M UNEJ sejak Oktober 2019 karena adanya kegelisahan Prof.
Achmad Subagio (Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember) terhadap
program-program KKN mahasiswa. Kemudian beliau mengajak salah satu alumnus
Universitas Jember yang merupakan seorang seniman terkenal, Farhan Siki, untuk
melakukan terobosan-terobosan terhadap lokasi ini. Seiring perkembangannya,
tempat wisata ini dicanangkan pula sebagai rest
area untuk para pengemudi yang
hendak melewati tol Probolinggo-Banyuwangi. Tentunya pembangunan ini tidak dimaksudkan untuk merusak ekosistem alam yaa.... Harapannya, dengan adanya wilayah wisata alam ini mampu
membantu untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Sumbercanting.
Citizen
journalism dari Universitas Jember telah melakukan kunjungan di tempat ini pada Sabtu, 21 Desember 2019 untuk mengamati apa saja yang terdapat di wisata alam Potre Koneng dan Goa Mustajab. Ternyata, selain memiliki pemandangan keadaan geografis yang indah, tim Universitas Jember
juga disambut oleh sebuah pagelaran seni yang menakjubkan, yaitu penampilan musik
dari “Tong-Tong Potre Koneng”. Grup ini merupakan sebuah grup seni yang
memainkan alat musik tradisional berupa ketepong dan kentongan yang pemainnya terdiri
dari 9 orang yang seluruhnya adalah laki-laki. Meskipun hanya menggunakan 2
jenis alat musik, namun alat musik ini dapat digunakan untuk mengiringi
berbagai macam genre, seperti campursari, dangdut, bahkan musik pengiring
silat. Grup musik ini terbentuk jauh sebelum adanya objek wisata Potre Koneng. “Dulu
grup ini bernama Grup Ketepong, setelah ganti kepala desa grup kami berubah nama
jadi Tong-Tong Potre Koneng”. Ujar Pak Saynudin (Pak Say), leader grup
Tong-Tong Potre Koneng.
Penampilan Tong-Tong Potre Koneng |
Alat musik yang
digunakan terbuat dari kayu dan kulit sapi. Sungguh masih menjaga kearifan lokal,
ya!!! Perlu kita ketahui, seni musik ini sebenarnya merupakan campuran kesenian
Madura dan Bondowoso, lho.. Hal ini ditunjukkan melalui cara berpakaian yang ditunjukkan Pak Say,
yakni menggunakan setelan baju Madura (sakera) dan menggunakan odeng pancong
(seperti ikat kepala atau udeng) dengan diberi identitas tali kuning. Banyak anak
kecil yang berpakaian identik dengan mereka di sekitaran bapak-bapak Tong-Tong
Potre Koneng. Menurut Pak Say, keberadaan anak-anak kecil di sekitar mereka
bertujuan supaya kelak ada penerus para sesepuh untuk melestarikan kesenian musik
Tong-Tong Potre Koneng.
Grup musik ini tidak
hanya tampil di area wisata Potre Koneng berdasarkan undangan kepala desa,
tetapi mereka juga banyak tampil di acara seperti pernikahan, pertunjukan
silat, bahkan lomba balap merpati (nganduk dereh) yang merupakan kesenian Madura. Konon, permainan alat musik ini
berguna untuk memanggil kembali merpati yang telah diterbangkan oleh
pemiliknya. Waaah,,, cukup keren ya grup musik tradisional ini😄.. Tidak salah jika keberadaannya patut diapresiasi dan dilestarikan.
Wisata alam Potre
Koneng memang memiliki pemandangan geografis yang indah serta legenda yang
sangat menarik. Namun, hal itu saja tidak cukup untuk menjadikan wisata ini
terus berkembang. Karena salah satu aspek terpenting adalah sumber daya
manusianya. Seperti yang disampaikan Bapak Munir (Direktur Pemberitaan LKBN
Antara) yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, bahwa pekerjaan rumah kepala
desa Sumbercanting adalah membentuk ekosistem masyarakat pelaku pariwisata. Karena
percuma saja jika keadaan geografis tempat ini sudah indah namun fasilitas dan
pelayanan masyarakatnya tidak baik, maka wisatawan tidak akan kembali untuk berkunjung. Naahh Tong-Tong Potre Koneng ini merupakan sebuah contoh masyarakat pelaku pariwisata di
Desa Sumbercanting yang perlu dikembangkan karena memiliki daya pikat yang cukup kuat supaya wisata alam Potre Koneng dan Goa Mustajab bisa lebih eksis...
Wiiihh :v
BalasHapusWhen orang yg biasa nulis puisi mendadak begini :v
Hapus